Kamis, 19 Mei 2016

puisi

hanya kamu

aq masih mengingat saat kau ungkapkan kata itu
kata yang hingga detik ini ku ingat
terucap indah di baris kata katamu

      sungguh,,,,,,,,
      ku tak menduga kau ingkari itu

hanya air mata yang sanggup wakili perih hatiku
dalam hatiku ku berteriak
aku... ingin... kau ... kembali lagi.....

      karena....
      hanya kau ......
      satu yang aku cinta....
      hari ini,, esok ,,, dan,,,, seterusnya

internet sehat untuk anak

Artikel Tentang Penggunaan Internet Secara Sehat

Internet kata yang sudah sering, bahkan terlalu sering kita dengar. Tapi ada suatu perasalahan yang harus kita lihat tentang internet ini. Permasalahannya adalah apakah kita mengerti benar arti dari internet ini? apa hanya sekedar memakai saja tanpa tahu arti dari internet itu sendiri?? oke, interet adalah Rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol)sumber: wikipedia.
Nah, sekarang kita sudah tahu apa arti dari internet itu dan arti sehat adalah kesejaheraan.

Dewasa ini kita sering sekali mendengar internet sehat. Tapi apa maksud dari internet sehat tersebut? Menurut saya, internet sehat adalah internet yang digunakan untuk hal-hal yang positif. Contoh: untuk keperluan pendidikan, untuk bisnis, dll. Tujuan dari internet sehat ini adalah mencegah anak-anak atau remaja di bawah usia mengakses situs-situs pornografi, karena sekarang ini dalam mengakses hal-hal yang berkaitan dengan pornografi itu sangat mudah. Oleh karena itu diadakan namanya internet sehat.

Banyak hal yang telah diprogram untuk menjalankan misi internet sehat ini. caranya antara lain:
  1. Menggunakan facebook bukan sebagai ajang mencari pacar atau jodoh, tetapi sebagai tempat untuk membahas pelajaran dengan membuat group facebook
  2. Untuk guru ada namanya program "One Teacher, One Blog". Program tersebut memberi kesempatan untuk para guru menulis lalu mengirimkan hasil tulisan mereka ke dalam blog (situs online)
  3. Bukan hanya guru saja yang bisa, tapi siswa juga ada yang namanya program "One Student, One Blog". Di dalam program ini siswa bisa mengirimkan hasil karya mereka ke dalam blog mereka
Dan tentunya masih banyak sekali cara untuk membimbing anak anak dalam menjadi pengguna internet yang sehat. Tentunya nasihat orang tua, guru, seminar bisa mempengaruhi anak anak juga


Internet sehat mempengaruhi segala bidang baik pendidikan, bisnis, ekonomi, maupun pertanian
Disini saya akan membahas tentang internet sehat dalam bidang pertanian.
Internet sehat dalam bidang pertanian berpengaruh sangat besar. Menurut saya, pertanian di indonesia semakin tahun semakin maju itu karena internet yang digunakan secara sehat. Banyak orang yang bekerja dalam bidang pertanian selalu memantau berita terkini tentang pertanian di internet, sehingga mereka bisa tahu metode metode baru yang sekarang sedang dipakai atau sedang booming. Mereka juga bisa saja berkomunikasi dengan orang yg sama sama dalam bisnis pertanian tapi dari luar negeri, mungkin saja mereka bisa melakukan expor atau impor. Sebenarnya kalau internet dipakai secara sehat, kita sediri yang bisa mendapat keuntungannya. Berikut ini adalah gambar dari kemajuan pertanian di Indonesia berkat internet yang digunakan secara sehat



Dengan internet juga kita bisa selalu mendapat informasi yang kita butuhkan secara cepat. Internet itu bisa menambah pengetahuan juga wawasan kita karena dalam internet semuanya sudah tersedia. Misalnya dalam pendidikan salah satu metode belajar home schooling, metode ini adalah metode belajar jarak jauh dengan melalui internet, atau biasanya disebut ertening. Dalam diskusi online gurunya memberikan pencelasan, materi, ataupun pekerjaan rumah yang harus dikerjakan di internet. Jika kita mengalami kesulitan kita bisa meengatasinya dengan cara mencari nya di internet. 
Internet juga adalah salah satu alat untuk mengatasi kebosanan. Dengan cara mendownload game atau bisa juga mendownload lagu atau bisa juga berbicara dengan teman melalui twitter, facebook, skype, line, whatsaap, instagram, path, dll

Kamis, 05 Mei 2016

makalah ontologi dalam ilmu pendidikan



Makalah Ilmu Pendidikan
“Ontologis”

         Disusun oleh :
1.     Muhammad Ali Ramdhoni           15410041
2.     Hajrin Usman                               15410045
3.     Isni Robiyanti                              15410049
4.     Uswatun Khasanah                      15410058

KELOMPOK : 4 ( empat )

Dosen Pengampu : Dr. Sabarudin, M.Si


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015/2016




KATA PENGANTAR

            Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “ontologi”. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar untuk kita semua, dan khususnya kepada para mahasiswa,agar mengetahui lebih dalam mengenai dimensi ontologi. Semoga makalah ini juga dapat membantu kita dalam mengikuti proses perkulihan dalam mata kuliah ilmu pendidikan.

            Tiada gading yang tak retak, seperti halnya dalam penulisan makalah ini. Penulis meminta maaf sebesar besarnya kepada para pembaca, karena dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dari segi isi makalah maupun penulisannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan guna memperbaiki makalah ini.

Penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua, Aamiin.



                                                                                    Yogyakarta,  Maret 2016

Penulis  



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pengetahuan  kerap kali dipandang sebagai ilmu yang abstrak, padahal filsafat ini sangat dekat sekali dengan kehidupan manusia. Pengetahuan bagi sebagian orang merupakan disiplin ilmu yang kurang diminati, karena dianggap sebagai disiplin ilmu yang sulit dan membutuhkan pemikiran yang lebih. Namun keraguan, keengganan, dan  kecemasan ini biasanya pelan-pelan memudar ketika sudah mulai menekuni bidang ini dan bahkan akan lebih terasa menarik ketika sadar bahwa filsafat adalah bagian yang terpisahkan dari kehidupan manusia.
Dalam makalah ini, akan ada beberapa hal yang dibahas mengenai DIMENSI ONTOLOGI. Didalamnya terdapat Objek Kajian, Aliran, serta Teologi dalam Ontologis.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan Ontologis?
2.      Apa saja objek kajian ontologi ?
3.      Bagaimana metode-metode dalam ontologi ?
4.      Apa saja permasalahan-permasalahan dalam ontologi ?

C.     TUJUAN
1.      Memahami Ontologis serta yang termasuk didalamnya
2.      Mengetahui objek kajian ontologi
3.      Mengetahui metode dalam ontologi
4.      Mengetahui permasalahan-permasalahan dalam ontologi.



                                                                                                                                







BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengetian Ontologi
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat kuno yang berasal dari Yunani, membahas tentang keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.Istilah ontologi berasal dari kata Yunani “onto” sesuatu yang sungguh-sungguh ada/ kenyataan yang sesungguhnya dan “logis” studi tentang atau studi yang membahas sesuatu. Jadi Ontologi adalah studi yang mempelajari yang sungguh-sungguh ada. Secara terminologis berarti sebagai metafisika umum yaitu cabang filsafat yang mempelajari dasar kenyataan yang terdalam.[1]
Selain itu Ontologi memiliki arti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Hakikat dibalik alam yang nyata masih terbatas oleh panca indra kita, oleh karena itu ontologi berupaya mengetahui mengenai hakikat sesuatu itu. Ontology digunakan untuk menegtahui bagaimana realita yang ada, apakah materi saja, apakah wujud sesuatu itu bersifat tetap, kekal tanpa perubahan, apakah realita berbentuk satu unsur (monoisme), dua insur (dualism), atukah terdiri dari unsur yang banyak (pluralisme). Ontology dibatasi adanya mutlak, keterbatasan, umum dan khusus.[2]
2.      Objek kajian ontologi
Dalam ontologi terdapat dua objek yang bisa dikaji, pertama, objek material, adalah yang ada, meliputi yang ada sebagai wujud konkrit dan abstrak. Kedua, objek formal adalah memberikan dasar yang paling umum tiap masalah yang menyangkut manusia, dunia dan Tuhan. Titik tolak dan dasar ontologi adalah refleksi terhadap kenyataan yang paling dekat yaitu manusia sendiri dan dunianya (Dandan, 2010:139).Objek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya di lakukan oleh filsafat metaphisika. Istilah ontologi banyak di gunakan ketika kita membahas yang ada dlaam konteks filsafat ilmu.
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus; menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
1.      Objek Formal
Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, tealaahnya akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme. Referensi tentang kesemuanya itu penulis kira cukup banyak. Hanya dua yang terakhir perlu kiranya penulis lebih jelaskan. Yang natural ontologik akan diuraikan di belakang hylomorphisme di ketengahkan pertama oleh aristoteles dalam bukunya De Anima. Dalam tafsiran-tafsiran para ahli selanjutnya di fahami sebagai upaya mencari alternatif bukan dualisme, tetapi menampilkan aspek materialisme dari mental.
3.      Metode dalam Ontologi
Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metaphisik. Abstraksi fisik menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek; sedangkan abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat umum yang menjadi cirri semua sesuatu yang sejenis. Abstraksi metaphisik mengetangahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik.
Sedangkan metode pembuktian dalam ontologi oleh Laurens Bagus di bedakan menjadi dua, yaitu : pembuktian a priori dan pembuktian a posteriori.
Pembuktian a priori disusun dengan meletakkan term tengah berada lebih dahulu dari predikat; dan pada kesimpulan term tengah menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan.
Contoh : Sesuatu yang bersifat lahirah itu fana
               Badan itu sesuatu yang lahiri              
               Jadi, badan itu fana’                            
Sedangkan pembuktian a posteriori secara ontologi, term tengah ada sesudah realitas kesimpulan; dan term tengah menunjukkan akibat realitas yang dinyatakan dalam kesimpulan hanya saja cara pembuktian a posterioris disusun dengan tata silogistik sebagai berikut:
Contoh :  Gigi geligi itu gigi geligi rahang dinasaurus                   
                Gigi geligi itu gigi geligi pemakan tumbuhan           
                Jadi, Dinausaurus itu pemakan tumbuhan                  
Bandingkan tata silogistik pembuktian a priori dengan a posteriori. Yang apriori di berangkatkan dari term tengah di hubungkan dengan predikat dan term tengahj menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan; sedangkan yang a posteriori di berangkatkan dari term tengah di hubungkan dengan subjek, term tengah menjadi akibat dari realitas dalam kesimpulan.[3]

4.      Pandangan ontologi
Asal mula keberadaan dunia itu karena adanya reliata yang sangat luas, sebab kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu, pengalaman manusia tentang penderitaan, kesedihan , kegembiraan, dan lain-lain adalah realita hidup manusia sampai mati. Pengalaman adalah suatu sumber evolusi, yang berarti perkembangan, maju setapak demi setapak mulai dari yang mudah-mudah menerobos yang sulit-sulit (proses perkembangan yang lama)
Pengalaman adalah perjuangan, sebab hidup adalah tindakan dan perubahan-perubahan. Manusia akan tetap hidup berkembang, jika ia mampu mengatasi perjuanan, perubahan dan berani bertindak.[4]

5.    FungsiOntologi
Fungsi atau manfaat dalam mempelajari ontologi antara lain :

a. Sebagai refleksi kritis atau objek atau bidang garapan, konsep-konsep, asumsi-asumsi atau postulat-postulat ilmu.
Ilmu memiliki asumsi-asumsi, postulat-postulat yang sudah tidak dipertanyakan lagi kebenarannya. Seperti dunia ini ada, dan kita dapat mengetahui bahwa dunia ini benar ada.

b. Ontologi membantu ilmu untuk menyusun suatu pandangan dunia yang integral, komprehensif, dan koheren. Ilmuwan dalam hal ini tidak mampu mengintegrasikan pengetahuannya tersebut dengan pengetahuan ontologi membantu ilmuwan menyusun pandangan dunia yang komprehensif.

c. Ontologi membantu memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu dipecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Seperti terjadinya konflik perebutan bidang kajian, misalnya ilmu bioetika itu masuk disiplin etika atau disiplin biologi. Dalam hal ini ontologi berfungsi membantu pemetakan batas-batas kajian ilmu.
6.       Problematika Ontologi
Pada intinya problematika ontologi adalah problematika tentang ada suatu keberadaannya. Seperti masalah kuantitas (jumlah) dan susunan dari keberadaan atau eksistensi kualitas (sifat). Permasalahan inilah akhirnya melahirkan tiga aliran ontologi yaitu monoisme, dualisme dan pluralisme.
Monoisme adalah aliran ontologi yang beranggapan hakikat yang ada itu tunggal. Dualisme adalah aliran Ontologi yang beranggapan hakikat yang ada itu tunggal. Dualisme adalah aliran ontologi yang berpandangan bahwa hakikat yang tersusun ada dua unsur utama dan pluralisme adalah aliran ontologi yang berpandangan bahwa hakikat yang ada itu jamak. Kedua, permasalahan tentang sifat atau mutu dari yang ada, melahirkan dua aliran yaitu aliran materialisme yang beranggapan hakikat yang ada bersifat spiritual atau rohaniah. Ketiga, permasalahan tentang yang ada ditinjau dari prosesnya telah melahirkan empat aliran yaitu aliran mekanisme yaitu aliran pemikiran yang berpandangan bahwa yang ada itu bergerak berdasarkan asas-asas mekanik.
Teologisme adalah aliran pemikiran yang berpandangan bahwa segala kenyataan yang ada itu tidak semata-mata karena suatu hukum sebab-akibat, namun ada tujuan tertentu. Vitalisme yaitu aliran pemikiran yang berpandangan bahwa hakikat kenyataan tidak semata-mata terdiri dari unsur fisika kimiawi semata, namun juga ada asas hidup atau dalam istilah Bergson adanya dan vital, dan organisme adalah aliran pemikiran yang memandang kenyataan hidup merupakan suatu struktur yang dinamik.

7.       Landasan Ontologi bagi Dunia Keilmuan
Secara umum relevansi ontologi bagi ilmu adalah bahwa ontologi dapat dijadikan dasar merumuskan hipotesis-hipotesis baru untuk memperbaharui asumsi-asumsi dasar yang pernah digunakan. Ontologi juga merupakan sarana ilmiah menemukan jalan untuk menangani suatu masalah secara ilmiah.
Landasan ontologi relevan bagi dunia keilmuan dewasa ini antara memberikan landasan bagi asumsi keilmuan dan membantu terciptanya implikasi interdisipliner atau multidisipliner. Artinya ontologi membantu kenyataan. Misalnya fenomena krisis moneter yang melanda Indonesia dewasa ini yang tidak dapat ditangani oleh ekonomi saja.
Ontologi menyadarkan bahwa ada kenyataan lain yang tidak mampu dijangkau oleh ekonomi. Ontologi juga relevan dalam merefleksikan problem pembangunan. Pembangunan selama ini terbukti belum dapat mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Kegagalan ini tidak terlepas dari konsep ontologi yang dilandasi konsep pembangunan di Indonesia yang lebih didominasi oleh pandangan positivitik. Refleksi dalam hal ini membantu kita memahami kenyataan yang tidak semata-mata seperti yang digambarkan oleh positivisme tersebut.Dapat disimpulkan bahwa dimensi ontologi merupakan bagian dari kajian ilmu pengetahuan tentang eksistensi ilmu pengetahuan. Dimensi ontologi memberikan dasar yang fundamental terhadap konsistensi pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan. Landasan ontologi membawa implikasi bagi landasan Epistemologi dan Aksiologi. Ketiga landasan ini senantiasa terkait dan saling mempengaruhi.
8.         Hubungan Antara Ontologi Dengan Pendidikan
Ontologi merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan.Berisi mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan ialah sisi yang mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.[5]
BAB III
KESIMPULAN                 
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat kuno yang berasal dari Yunani, membahas tentang keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Istilah ontologi berasal dari kata Yunani “onto” sesuatu yang sungguh-sungguh ada/ kenyataan yang sesungguhnya dan “logis” studi tentang atau studi yang membahas sesuatu. Jadi Ontologi adalah studi yang mempelajari yang sungguh-sungguh ada. Secara terminologis berarti sebagai metafisika umum yaitu cabang filsafat yang mempelajari dasar kenyataan yang terdalam.
Ontologi merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan.Berisi mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan ialah sisi yang mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.











DAFTAR PUSTAKA
Laily-muttoharoh.blogspot.in/2011/12/dimensi-ontologis.html

Jalaluddin, Filsafat pendidikan: manusia, filsafat, dan pendidikan, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997

Aceng Rachmat, Filsafat Ilmu Lanjutan, Jakarta:Kencana,2011

http://www.bing.com/search?q=hubungan+ontologi+dengan+ilmu+pendidikan&src=IE-SearchBox&FORM=IE8SRC




[1] Laily-muttoharoh.blogspot.in/2011/12/dimensi-ontologis.html
[2] Jalaluddin, Filsafat pendidikan: manusia, filsafat, dan pendidikan, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997
[4]Aceng Rachmat, Filsafat Ilmu Lanjutan, Jakarta:Kencana,2011
[5] http://www.bing.com/search?q=hubungan+ontologi+dengan+ilmu+pendidikan&src=IE-SearchBox&FORM=IE8SRC